Theodore Levitt bisa dibilang salah seorang pioner konsep differentiation. Sudah hampir empat dasawarsa yang lalu, guru besar Harvard Business School ini sudah mengatakan bahwa membedakan diri dari orang lain adalah kunci dalam marketing. Levitt juga mengatakan bahwa differentiation sebenarnya adalah usaha untuk membebaskan diri dari commoditization. Komoditisasi berarti suatu proses di mana konsumen tidak bisa membedakan lagi antara satu produk dengan produk lain yang sejenis. Kalau sudah begitu, satu-satunya senjata untuk berperang adalah harga.
Dalam situasi perusahaan yang bersaing, di mana bersaing adalah memperebutkan pasar yang sama, dan juga bahwa pasar adalah pembeli aktual dan pembeli potensial maka bersaing adalah bagaimana supaya produk “saya” yang dibeli, bukan produk pesaing. Tentu harus ada alasan yang masuk akal dari “saya” agar produknya dibeli oleh konsumen. Kalau produknya sama saja dengan produk pesaing, tidak ada alasan bagi “saya” untuk membujuk konsumen meninggalkan produk pesaingnya, kecuali kalau harganya lebih murah. Padahal, kalau membedakan produk dari produk lain semata-mata berdasarkan harga dan resikonya, maka pertama, kesan bahwa kualitas produk “saya” lebih rendah dari pada pesaing. Kedua, reaksi pesaing bisa membawa ke arah persaingan harga yang merugikan “saya”. Bisa saja “saya” mengarahkan persaingan ke arah persaingan harga, asal memiliki sumberdaya yang besar serta proses operasi yang efisien. Ketiga, kalau konsumen tidak sensitif terhadap harga, maka lupakan saja penurunan harga.
Bagi perusahaan kecil yang tidak mampu bersaing langsung dengan market leader, menghindari persaingan dengan membuat produk yang berbeda merupakan strategi yang jitu. Strategi ini misalnya berhasil dilakukan oleh perusahaan yang menghasilkan mie instan merek MiDuo dan MiGelas. Sebab, mereka tahu bersaing langsung dengan mie instan keluarga Indofood (Indomie, Supermie, dan Sarimie) adalah hal yang sulit saat ini.
Proses mendesain sejumlah perbedaan yang berarti untuk membedakan produk dari produk pesaing disebut diferensiasi. Memang tidak selalu mudah untuk mencari sumber diferensiasi produk. Dalam industri tertentu, mudah mencari perbedaan produk, misalnya, dalam industri televisi. Tetapi, dalam industri lainnya, sulit. Misalnya, industri AMDK (Air Minum Dalam Kemasan). Dalam hal apa bisa dibedakan? Paling dalam hal kemasan dan citra (image).
Dalam hal apa saja sebuah perusahaan bisa membedakan produknya dari pesaing? Tentu, tergantung produknya. Produk terdiri dari barang, layanan, ide, organisasi, tempat, dan orang. Tentu, semua bisa bersaing dan memiliki daya tarik tersendiri. Sebagai contoh, untuk barang, diferensiasi bisa dilakukan melalui fitur, performans, conformans, kemudahan memperbaiki, umur normal, reliabilitas, gaya dan desain. Sedangkan menurut sumber diferensiasinya, sumber diferensiasi barang terdiri dari produk utama, layanan pendamping barang, personil, saluran distribusi, dan citra (Kotler, 2000).
Fitur adalah karakteristik-karakteristik yang melengkapi fungsi utama. Titik awal pemikiran soal fitur adalah bahwa produk memiliki tipe standar. Dengan menambahkan karakteristik tertentu maka akan diperoleh beberapa versi atau tipe. Performans adalah kemampuan produk memenuhi fungsi dasarnya, misal untuk mobil dengan menonjolkan tenaga lebih besar dengan irit bahan bakar. Konformans adalah sesuai dengan spesifikasi yang dijanjikan, misal dengan benar-benar menerapkan spesifikasi layanan yang dipromosikan. Durabilitas adalah umur produk yang diharapkan dengan pemakaian yang normal, misal menonjolkan tahan lama dalam pemakaian. Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menyatakan kemungkinan produk tidak sedang rusak dalam jangka waktu tertentu, misal untuk mobil menonjolkan mesin yang bandel dan tidak perlu turun mesin sampai kilometer tertentu. Repairability adalah kemudahan memperbaiki produk kalau sedang rusak, misal dengan menonjolkan banyaknya suku cadang dan bengkel servis yang tersedia. Gaya adalah tampilan produk yang dapat dirasakan konsumen, bersifat subjektif, misal mobil menonjolkan gaya sporty dan elegan. Desain adalah totalitas semua diferens yang mempengaruhi penampilan dan fungsi operasi produk dari sudut pandang kebutuhan pelanggan. Sekali rancangan dibuat, maka di dalamnya sudah harus terpikirkan fitur sampai gaya.
Dalam diferensiasi layanan tambahan, kita berbicara tentang pelengkap bagi produk utama (barang) yang diberikan sebagai bagian dari penawaran (perjanjian) ataupun sebagai imbalan atas pembelian produk utama. Cara-cara mendiferensiasi layanan tambahan bisa dengan memberikan kemudahan memesan (ordering ease), misal dengan phonebanking dan internet banking, antaran (delivery), misal pembelian plus servis gratis mengantar barang sampai ke tempat tujuan, pemasangan (instalation), misal pemasangan AC gratis di rumah atau kantor, pelatihan pelanggan (customer training), misal McDonald selalu memberikan pelatihan bagi franchisee baru untuk mendalami budaya perusahaan, konsultasi pelanggan (customer consultation), misal PT. Unilever memberikan kesediaan konsultasi gratis bagi pelanggan berupa warung, toko, supermarket yang menerima produknya, dan rupa-rupa layanan (miscelaneous services) misal dengan memberikan apa saja yang bisa memberikan manfaat bagi pelanggan, dengan catatan manfaat tersebut perlu berbeda, penting dan bermanfaat bagi pelanggan.
Pada diferensiasi personil, prinsipnya perusahaan membedakan dengan pesaing dengan cara menekankan pada sumber daya manusia yang berbeda. Hal ini misalnya dilakukan rokok Dji Sam Soe yang mengklaim bahwa produknya dihasilkan dari lintingan tangan-tangan yang terampil. Untuk diferensiasi saluran bisa dilakukan melalui cakupan, keahlian dan performans. Contoh merek sepeda motor tertentu menekankan pada ketersediaan spare-part sebagai salah satu keunggulannya. Pada merek lain menekankan pada keahlian montir-montirnya (expertise) dan selama ini terbukti keunggulannya (performans). Sedang untuk diferensiasi image/citra merupakan klaim-klaim abstrak dari suatu produk. Misal Mitsubishi Kuda mengklaim dengan slogan “Kenyamanan dalam Ketangguhan” dan Isuzu Panther dengan klaim “Rajanya Diesel”.
Berbicara tentang diferensiasi, ada yang memang benar-benar merupakan suatu yang inovatif, yang berarti baru dalam arti sesungguhnya, atau sekedar imitasi? Prof. Zief dari North Eastern University (dalam Kertajaya, 1997), secara sistematis membagi tingkat newness menjadi 4 tingkat yaitu product inovation, product imitation, niche creation, dan marketing innovation. Bila produk menggunakan teknologi yang benar-benar baru maka dia termasuk product inovation. Pada product imitation, orang melakukan imitasi tapi kreatif, sehingga produknya kelihatan “berbeda”, padahal sama saja. Pada niche creation, produk bukan barang baru, tapi benar-benar susah ditiru orang. Bisa jadi karena market size, tapi karena skill yang dibutuhkan untuk jadi “spesialis” dari niche tersebut tidak atau kurang dipunyai pesaing. Sedangkan pada marketing inovation, kreativitas bisa berupa pricing, supply, maupun communication.
Untuk memudahkan kita supaya menjadi berbeda, Theodore Levitt memberikan konsep tradisional yang sampai sekarang masih menarik untuk dikaji. Apa itu? Levitt membedakan produk dalam empat “lapis”, yaitu pertama, generic product. Ini adalah produk yang sama saja dengan produk pesaing, sekaligus merupakan elemen untuk memenuhi need and want konsumen. Kedua, expected product, di mana produk apapun bisa ditambahi sejumlah produk atau service untuk memenuhi harapan konsumen. Ketiga, augmented product, di mana suatu produk tidak hanya memenuhi ekspektasi pelanggan tapi juga ditambahi dengan hal-hal lain. Jadi, pelanggan lebih bisa membedakan Anda dari pesaing. Terakhir, keempat, potential product, di mana bisa diberikan sesuatu extra-value yang tidak dipikirkan pelanggan dan sulit ditiru pesaing. Salam marketing, and......”marketing is differentiation”!!
Widiartanto, S.Sos, M.AB
Pengajar Komunikasi Pemasaran
Jurusan Administrasi Bisnis - FISIP UNDIP
Definisi lain tentang wirausaha disampaikan oleh Say, yang menyatakan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang mampu melakukan koordinasi, organisasi dan pengawasan. Seorang wirausaha adalah orang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan dan membuat keputusan-keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola sejumlah modal dan menghadapi ketidakpastian untuk meraih keuntungan.
Keputusan seseorang untuk terjun dan memilih profesi sebagai seorang wirausaha didorong oleh beberapa kondisi. Kondisi-kondisi yang mendorong tersebut adalah : (1) orang tersebut lahir dan atau dibesarkan dalam keluarga yang memiliki tradisi yang kuat di bidang usaha (Confidence Modalities), (2) orang tersebut berada dalam kondisi yang menekan, sehingga tidak ada pilihan lain bagi dirinya selain menjadi wirausaha (Tension Modalities), dan (3) seseorang yang memang mempersiapkan diri untuk menjadi wirausahawan (Emotion Modalities).
Dari kondisi-kondisi yang mendorong seseorang menjadi wirausaha tersebut dapat disimpulkan bahwa pengusaha tidak hanya dilahirkan tapi juga bisa diciptakan, dengan alasan apapun yang melatarbelakangi. Dan hal tersebut semakin diperkuat dengan fakta-fakta yang ada, yaitu data pencari kerja Jawa Tengah tahun 2005 sebesar 208.384 orang. Sementara penempatannya hanya sebesar 9.338 orang atau 4,48 % (BKD Jateng, 2005). Jumlah pencari kerja Indonesia tahun 2006 sebesar 12,6 juta orang, sementara penempatannya sebesar 275.000 orang atau 0,10 % (berbagai sumber media cetak, 2006). Kenyataan tersebut diperparah dengan fakta bahwa suatu negara dikatakan makmur jika 2 % dari penduduknya adalah pengusaha. Sementara faktanya di Indonesia hanya 0, 18 % (Somawiharja, Tempo, 2006). Bahkan tidak sampai 1 %. Fakta-fakta ini semakin menunjukkan bahwa negara kita harus mencetak pengusaha baru secepatnya agar kekosongan tersebut segera penuh terisi.
Padahal untuk melakukan PR besar itu tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Diperlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan proses perubahan tingkah laku. Belum lagi ditambah ramalan beberapa ahli tentang gambaran masa depan dunia yang menuntut munculnya jiwa wirausaha pada tiap individu tak dapat disangkal lagi. Persaingan global antar bangsa yang tak mengenal batas antar negara menuntut setiap orang untuk kreatif memunculkan ide-ide baru. Maka mempersiapkan anak agar mempunyai jiwa wirausaha, agaknya jadi satu hal yang penting dilakukan oleh orangtua dan lingkungannya.
Berdasarkan kondisi dan fakta-fakta yang ada, sangat dibutuhkan sebuah lembaga yang memfokuskan pengembangan jiwa kewirausahaan pada anak dan remaja. Karena anak dan remajalah yang akan menjadi aset bangsa dalam beberapa tahun kedepan. Sangat disayangkan bila potensi yang sedemikian besar tidak diarahkan dengan baik. Namun sayangnya, hanya sedikit lembaga yang mau fokus pada masalah tersebut. Di Semarang hanya ada sebuah lembaga nonformal yang fokus pada masalah tersebut, yaitu Bizz 4 Kids (baca: bizz for kids). Bizz 4 Kids memiliki tujuan mengenalkan dunia wirausaha pada anak usia sekolah mulai 6 sampai 17 tahun, yang berfokus pada pengembangan jiwa wirausaha pada anak dan remaja yang berbasis spiritual, kreativitas, emosional, dan inteligensi. Selain itu juga memiliki visi "Education For Indonesia", yaitu pendidikan untuk menjadi bangsa yang mandiri dengan kekuatan bisnis dan investasi anak negeri sendiri. Dengan visi tersebut Bizz 4 Kids mengenalkan dunia wirausaha dengan memberikan pelatihan kewirausahaan ke sekolah-sekolah yang ada di Semarang, , Ungaran, dan Jakarta.
Respon yang didapat setelah mengikuti pelatihan tersebut sangat luar biasa. Siswa usia Sekolah Dasar mampu merumuskan impian mereka secara visual, dan mampu mempresentasikan dengan percaya diri apa yang mereka cita-citakan di waktu yang akan datang. Bahkan setelah diberikan pelatihan lanjutan, mereka sudah bisa membedakan mana barang yang termasuk harta produktif dan mana yang termasuk harta konsumtif. Hal ini terbukti setelah siswa kunjungan ke pasar modern dan pasar tradisional. Ketika ditunjukkan beberapa contoh produk yang ada di pasar, siswa sudah bisa menjawab mana yang harta produktif, dan mana yang harta konsumtif. Bila hal-hal seperti ini sudah ditanamkan pada anak sejak dini, maka bisa diprediksikan karakter wirausaha handal akan terbentuk setelah anak dewasa nantinya.
Lima sampai sepuluh tahun yang lalu, pengusaha yang ada sebagian besar berusia diatas 30 tahun. Sekarang sudah banyak pengusaha yang berusia dibawah 25 tahun. Bukan tidak mungkin setelah dilakukan pendidikan kewirausahaan pada anak dan remaja sejak dini, dalam waktu lima sampai sepuluh tahun lagi akan muncul pengusaha muda baru dibawah usia 20 tahun.
Oleh: Katri Septiana Dewi
Cara dan metode marketing telah digunakan dalam semua aspek kehidupan. Hampir dipastikan bahwa setiap aspek kehidupan tidak terlepas dari aktivis marketing: mulai dari iklan yang kita lihat di TV, bentuk botol yang unik, penataan rak di supermarket yang kreatif, papan reklame di jalan, mencoba mencicipi donat terkenal, sampai ke hal-hal yang menyangkut komunikasi dan persuasi. Saat ini pun marketing bukan lagi dominasi perusahaan laba dan produksi, melainkan juga dimanfaatkan oleh semua bentuk usaha atau institusi nirlaba seperti museum, gereja, masjid, rumah sakit, galeri seni, dll.
Saya seringkali mencontohkan bagaimana pergeseran marketing menjadikannya sebuah aktivitas penting dalam sebuah pertukaran. Ketika seseorang membuka usaha rumah tangga kripik tempe “Krenyus” misalnya, yang dia pikirkan bukan lagi tentang bagaimana menjual produk saya sebanyak-banyaknya (product oriented) tetapi bagaimana agar produk ini mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan, bagaimana produk ini menjadi pilihan utama para penggemar kripik tempe di Indonesia (consumers oriented). Kita tidak lagi berpikir tentang bagaimana agar kripik tempe kita cepat laku, tapi juga tahu pasti kenapa, untuk apa, dan bagaimana konsumen kita mengkonsumsi produk yang kita jual. Menurut Robin Landa (2001) dan Chris Fill (2002), inilah yang disebut dengan pemahaman tentang konsumen (consumers insight) sebagai tambahan atas apa yang Kotler telah ungkapkan di bukunya tentang product insight. Keduanya bersama – sama akan memicu pemahaman terhadap komunikasi (communication insight) yang akan digunakan dalam aktivitas promosi. Oleh karenanya, agar tempe kripik “Krenyus” bisa bersaing di pasar, punya keunikan jual (unique selling proposition) maka si penjual membubuhkan berbagai variasi rasa barbeque, chocolate chips, kari, steak lada hitam, asam pedas, keju, bawang, pizza, sambel goring, dll. Kemasan yang standar pun terasa berbeda karena isi yang ditawarkan tidak ada duanya.
Gampang kan ? Sekilas memang gampang, namun kejelian membidik pasar seperti si penemu tempe kripik aneka rasa “Krenyus” di atas hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang peka sosial. Orientasi konsumen didefinisikan sebagai kecukupan pemahaman dari suatu perusahaan akan target audience mereka dalam rangka terus menerus menciptakan keunggulan nilai yang relatif lebih tinggi dibanding pesaing (Narver & Slater, 1990). Menyenangkan konsumen bukanlah hal yang mudah, karena untuk itu kita harus berpikir outward looking. Mengapa seseorang memilih brand tertentu? Karena dia memiliki masalah yang hanya dapat dipecahkan oleh brang tersebut. Permen emut anti kantuk. Kalaulah ada tentu banyak mahasiswa yang akan memburunya sampai ke ujung dunia, karena mereka harus melawan godaan kantuk saat belajar, membuat tugas, bosen ngapelin pacar, sampai menunggu bis atau kereta untuk pulang ke kampong halaman.
Persaingan pasar yang semakin ketat tidak lagi mampu diatasi hanya dengan sekedar menjadikan sebuah produk “beda”, melainkan bahwa dalam perbedaan itu ada ruh yang menjadikan sebuah produk tidak tergantikan oleh yang lain. Membanjirnya produk dan jasa menjadikan konsumen memiliki pilihan luas tak terbatas. Marketing lah yang kemudian harus bertugas untuk mengenali dan kemudian mendandani produk tersebut agar benar-benar tepat untuk target audience yang tepat. Riuhnya teriakan promosi menambah pengap suasana persaingan. Semua ramai-ramai berteriak “iklan TV”, “iklan surat kabar”, “baliho super besar”, “balon udara super ngejreng”. Pendeknya semua berteriak “IKLAN”. Ini adalah penanda kedua yang harus diubah saat mendengar kata marketing. Marketing = iklan. Lho ?
Selain product, price, dan place (jalur disribusi), promotion adalah titik berat aktivitas marketing yang menjadikan cabang ilmu ini dikenal sebagai promosi atau sales itu. Marketing = sales, Marketing = Promosi, Marketing = iklan; sepertinya menjadi rumus penting dalam memahami marketing yang sudah telanjur salah kaprah. Sebagai bentuk hubungan yang relasional, marketing tidak bisa lagi dipandang sebagai proses pertukaran. Ada sebuah kesatuan yang saling mendukung antar tiap komponen dalam 4P yang terkenal itu. Bahwa pemahaman tentang produk akan membawa kita pada penentuan harga tertentu, harga kemudian digunakan untuk menentukan jalur distribusi (pasar tradisional, jaringan ritel raksasa, warung pinggir jalan, dll), sedangkan pemahaman tentang ketiganya akan memberikan rekomendasi perencanaan aktivitas promosi.
Dalam era modern, yang masyarakatnya sangat sulit untuk loyal pada salah satu brand (karena banyaknya pilihan) pemasar harus tentukan dengan siapa kita ngomong, gimana caranya. Contohnya, mau nembak Dewi. Kutu buku nan ayu. Hobinya ke perpus melulu dan tak suka diganggu. Pikirkan bagaiman mengemas rayuanmu untuk menembak Dewi. Ini sebuah proses marketing lho, marketing diri sendiri. Produknya “I love you”, pricenya adalah “seluruh hidupmu”, placenya…nah ini yang membutuhkan pemahaman konsumen (consumer insight) yang telah kita singgung di atas, promosinya…ini juga butuh consumer insight, selain product insight. Meski Dewi sama cantiknya dengan Lara, ada perbedaan mendasar yang membutat keduanya tidak bisa ditembak dengan cara yang sama. Lara adalah penyiar radio yang gaul, easy going, party lovers, outgoing, fun, tidak canggung, hangat. Tembak dengan cara modern, saat dia ada di café kegemaran tentunya akan sangat berkesan. Tapi Dewi? Hobinya baca bow…kemana kita akan ‘memasarkan’ cinta kita? Perpus? Kost-kostannya? Toko buku? Bedah buku Harry Potter (apa iya dia suka fiksi? Mungkin roman dektektifnya S. Mara GD?) atau malah bedah bukunya Djenar Maesa Ayu? Mungkinkah Dewi seorang feminis? Wah, masih segudang yang bisa membuat Dewi berbeda dari Lara.
Pemahaman tentang Dewi dan lokasi favoritnya akan memunculkan rekomendasi pemilihan alat promosi yang tepat. Mungkin bukan iklan, tapi public relations yang didukung oleh kegiatan berupa event dan promosi penjualan. Susah? Bingung? Untuk saat ini mungkin sedikit bingung, tapi jika kita mencoba untuk melakukannya pada teman sekampus, anda akan bisa lihat jawabannya. Pahamkah/kenalkah.akrabkah anda dengan teman sebangku (atau teman yang selalu duduk bersebelahan)?
Saat kita telah memilih sebuah brand, maka saat itulah hubungan yang terus menerus akan terjadi antara pemilik brand dengan konsumen. Relational marketing, yang mengandalkan hubungan jangka panjang berbasis pemahaman (understanding), kepercayaan (trust), dan ketergantungan (dependency) akan tercipta. Sehingga dari sini, kita sudah mendapatkan gambaran jelas, bahwa marketing adalah sebuah kerja berat yang mengasyikkan. Bukan sekedar jualan, tetapi juga perencanaan, penguasaan situasi dan pemilihan aktivitas promosi yang tepat. Mudah? Memang, asalkan kita selalu jeli membaca gejala yang muncul dan peluang yang tersedi. Be a Smart marketer!***.
Dyah Pitaloka, MA
Pengajar IMC, Komunikasi Strategis dan Periklanan
Jurusan Ilmu Komunikasi - FISIP UNDIP
CEO Playon Creadtive
Sekarang ini, IMA bukan lagi “Student Chapter” tapi berubah menjadi “Sub Chapter” hehe… keren kan??!. Hal ini ditegaskan saat President (Hananto Budi Pratomo) dan Vice President (Adji Ayomi) kita di undang oleh IMA Jateng di hotel Horison tanggal 24 Mei 2008. Dengan berubahnya IMA dari Student Chapter menjadi Sub Chapter lebih memudahkan IMA dalam mengaplikasikan kegiatan-kegiatan. Oya.. hampir lupa, yang mengangkat IMA Undip jadi Sub Chapter adalah Y.W. Junardy President IMA Indonesia langsung lho…
Dengan berubahnya status IMA Undip, ini membuktikan bahwa IMA Undip berkompeten dan memiliki kualifikasi lebih untuk diberikan kepercayaan oleh IMA Indonesia untuk menyebarkan edukasi tentang marketing kepada temen-temen mahasiswa pada umumnya dan mahasiswa Undip pada khususnya agar lebih berjiwa entrepreneur hehe… tujuan yang mulia khan?!!
Selain itu IMA Undip juga diangkat sebagai duta Global Compact untuk Undip dan ini diakui secara Internasional oleh WMA (World Marketing Association). IMA Undip kemungkinan ada kerjasama dengan IMA dari universitas lain dengan waktu yang menyesuaikan. What a Great Job Guys!!!(Pipit)
Pengurus IMA Student Chapter Undip (IMA S.C. Undip) periode 2008 mendapat kehormatan saat dilantik oleh pengurus IMA Indonesia. Pelantikan yang dilakukan di Hotel Horison pada hari Sabtu tanggal 24 Mei 2008 dihadiri oleh Presiden IMA Indonesia Y.W. Junardy. Bersamaan dengan pelantikan pengurus IMA S.C. Undip 2008 yang diwakili Hananto Budi Pratomo (President) dan Adji Ayomi (Vice President), dilantik pula IMA S.C. Unika Soegijopranoto, Unisula, dan Polines. Dalam sambutannya Presiden IMA Indonesia mengucapkan selamat kepada para pengurus IMA S.C. yang baru saja dilantik. Beliau juga menyampaikan terima kasih kepada IMA Chapter Jawa Tengah yang telah membantu mengembangkan semangat marketing generasi muda kota Semarang. Diharapkan dengan adanya IMA Student Chapter di Semarang ini mampu memupuk jiwa entrepreneur para mahasiswa.
Hadir pula dalam acara tersebut Presiden IMA Chapter Jawa Tengah Kukrit Suryo Wicaksono dan Ketua KADIN Jateng Solechadi. Selain pelantikan pengurus IMA S.C. se-Semarang, acara ini juga diisi dengan seminar tentang Global Compact. Acara pelantikan ini juga menandai dicanangkannya kampanye Global Compact oleh IMA Indonesia yang ditandatangani oleh Presiden IMA Indonesia, Presiden IMA Jateng, dan Ketua KADIN Jateng.(Reza)
Seminar yang sudah kedua kalinya diselenggarakan oleh IMA S.C. Undip ini dipandu oleh Reza dan Rere, keduanya berasal dari divisi Komunikasi. “Jurus jitu Anti Nganggur 2” ini membahas tentang bagaimana membuat website sendiri untuk mendukung promosi usaha kita. Setelah penjelasan dari pak Dony yang interaktif mulai memancing perhatian peserta diteruskan oleh penjelasan yang lebih gamblang tentang pembuatan website oleh mas Dany. Semua peserta tertarik untuk mengembangkan bisnis dan usahanya melalui internet.
Bagi peserta yang ingin mempromosikan atau mengembangkan usahanya lewat internet akan tetapi belum mengetahui tentang HTML, bisa merintisnya dengan membuat website dengan cara yang mudah. Cara yang dimaksud adalah melalui KUI yaitu sejenis Google atau Yahoo berbahasa Indonesia yang akan lebih mudah untuk dipahami. KUI menawarkan untuk menghasilkan uang secara online.
Seminar interaktif dengan pembicara yang atraktif ini membuat banyak peserta berebut untuk bertanya saat sesi tanya jawab dibuka. Selain memaparkan cara-cara membuat website, metode apa yang perlu digunakan, pembicara juga menyebutkan hal-hal yang perlu dihindari saat pembuatan website.
Setelah membahas tentang web secara panjang lebar, acara inti di pre-closed dengan pembentukan positif mindset. Hal ini untuk menguatkan pikiran para peserta bahwa apabila ada masalah jangan menyalahkan, mencari alasan dan pembenaran. Setelah itu ada juga permainan menarik yang dibuat oleh pak Dony untuk para peserta. Saat waktu menunjuk pukul 17.00 WIB, acara diakhiri dengan pembagian doorprize kepada 12 orang yang telah bertanya saat acara berlangsung tadi.(Pipit)
IMA S.C. Undip (Indonesia Marketing Association Student Chapter Undip) mengadakan Latihan Dasar Organisasi (LDO) pada hari sabtu dan minggu tanggal 10-11 Mei 2008 di Wisma Pertanian Tanaman Pangan Komplek Tarubudaya Ungaran. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih para peserta agar dapat berorganisasi dengan baik, mengenal anggota IMA S.C. Undip satu sama lain dan meningkatkan kerjasama antar anggota. Acara dimulai dengan perkenalan profil dari masing-masing divisi, yaitu komunikasi, bisnis, HRD, dan event. Hadir pula para senior IMA S.C. Undip dari periode jabatan sebelumnya, yakni Bima (mantan President), Yeni (mantan vice President), Rahmi (mantan manajer PR), dan Titis (mantan manajer CreDe) yang men-sharing pengalaman mereka selama bergabung dengan IMA S.C. Undip dengan segala suka dukanya.
Para peserta yang terbagi menjadi 4 kelompok: Tralala-Trilili, Mix Marketing, Market Leader, dan Bang Kotler mengemukakan pendapat mereka dalam presentasi “Bagaimana Cara Mempopulerkan IMA S.C. Undip”. Keesokan harinya pada hari minggu pagi diadakan outbond di hutan Balai Pengembangan Sumberdaya Masyarakat Peternakan (BPSMP) yang penuh dengan permainan seru dan menantang. Dari kegiatan ini para peserta LDO dilatih untuk menjalin kerjasama antar anggota. Acara ditutup dengan brunch bersama.(Dini)
Indonesia Marketing Association Student Chapter Universitas Diponegoro (IMA S.C. Undip) akan menyelenggarakan sarasehan "A Big Thanks For U". Kegiatan ini akan dilaksanakan, Sabtu 19 April 2008, di Ruang Perpustakaan Lantai II FISIP Undip ini mempunyai tujuan untuk memberikan penghargaan bagi para pemangku kepentingan IMA S.C. Undip atas dukungan yang telah diberikan selama periode kepengurusan 2007/2008. Selain juga dimaksudkan untuk memfasilitasi anggota mengenal pemangku kepentingannya.
IMA S.C. Undip didirikan pada tanggal 16 Februari 1998, melalui pengesahan S.K. Rektor Undip dan disahkan oleh IMA Pusat melalui IMA Chapter Jawa Tengah dengan nama IMA S.C. Undip (Indonesia Marketing Association Student Chapter Universitas Diponegoro).
Seiring dengan berkembangnya IMA S.C. Undip dari tahun ke tahun, menjadikan IMA S.C. Undip mendapatkan pengakuan atas prestasi yang diperoleh dari IMA Pusat. Hal ini ditandai dengan disejajarkannya IMA S.C. Undip dengan IMA Sub Chapter setingkat kota di Jawa Tengah pada tanggal 24 Mei 2008 lalu di Hotel Horison Semarang oleh Y. W. Junardy (Presiden IMA Pusat). Nama IMA S.C. Undip yang semula IMA Student Chapter Undip menjadi IMA Sub Chapter Undip. Dengan berubahnya status IMA S.C. Undip, ini membuktikan bahwa IMA S.C. Undip berkompeten dan memiliki kualifikasi lebih untuk diberikan kepercayaan oleh IMA Pusat untuk menyebarkan edukasi mengenai marketing.
Visi dan Misi | |
Visi | |
Menjadikan IMA S.C. Undip sebagai lembaga yang profesional yang bergerak dibidang marketing.
| |
Misi | |
1. |
Memperkokoh hubungan antara anggota dan pengurus sehingga tercipta sinergisitas.
|
2. |
Menciptakan kegiatan yang bermanfaat, produktif bagi anggota dan pengurus.
|
3. |
Menyebarkan dan memotivasi semangat marketing entrepreneurship kepada anggota dan pengurus.
|
Tagline
"Passion of Knowledge and Experience"
Deskripsi
Struktur Organisasi
Terima kasih sudah menghubungi kami. Pesan anda segera kami proses.
Jalan Imam Bardjo no.2 Semarang (PKM Joglo) 50241
Jawa Tengah - Indonesia
Telp : (+6224) 70442727
Blog : www.ima-undip.com
Email : ima@ima-undip.com
Dunia marketing merupakan dunia yang sedang diminati banyak pihak. Apalagi isu tentang entreprenuership menjadi isu internasional yang sedang booming.
Sebagai salah satu organisasi yang bergerak di bidang marketing, Indonesia Marketing Association Student Chapter Universitas Diponegoro (IMA S.C. UNDIP) juga berusaha membangun jiwa-jiwa entreprenuership di kalangan mahasiswa.
Tidak terasa kepengurusan IMA S.C. UNDIP periode 2007/2008 telah sampai pada batas akhirnya. Senin (24/3), bertempat di ruang perpustakaan lantai II FISIP UNDIP, Bima Nur Riedqhie, Presiden IMA S.C. UNDIP Periode 2007/2008 harus menyerahkan estafet organisasi kepada Presiden dan Wakil Presiden IMA S.C. UNDIP Periode 2008/2009 terpilih, Hananto Budi Pratomo dan Adji Ayomi.
Sebelumnya di bawah kepemimpinan Mas Bima, IMA S.C. UNDIP mengalami banyak kemajuan secara organisasi. Tercatat banyak event yang berhasil dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan. Antara lain, Lomba Limbah Bernilai Jual, Seminar Internet Marketing dan Seminar Interaktif Jurus Jitu Anti Nganggur. Selain juga pelatihan-pelatihan untuk meningkatka skill member seperti pelatihan negosiasi, pelatihan public speaking, dll.
Ke depan, tantangan yang akan dihadapi pengurus IMA S.C. UNDIP Periode 2008/2009 memang lebih berat. Mengingat dunia marketing sekarang bukan hanya menjadi konsumsi orang marketing saja, melainkan semua orang yang ingin mengembangkan jiwa enterprenuershipnya. Presiden dan wakil presiden terpilih menyatakan ingin melakukan perbaikan di tubuh organisasi secara intern (ke dalam) dan ekstern (ke luar).
Selama ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Secara intern, seperti masalah komunikasi, kaderisasi, penumbuhan jiwa enterprenuership, dll. Sedangkan secara ekstern mengarah pada kualitas output kegitan yang dihasilkan selama satu tahun kepengurusan mendatang.
“Yang pasti, kita ingin mengembangkan IMA S.C. UNDIP menjadi lebih maju. Dan terima kasih kami ucapkan pada segenap pihak yang telah mendukung sampai sekarang”, tutur Hananto di sela-sela kesibukannya.
Rahmi Nuraini, Manager PR IMA S.C. UNDIP
Dalam dunia perusahaan, seperti industri media, setidaknya ada dua divisi PR yaitu corporate public relations (CPR) dan marketing communication (MC) atau marketing public relations (MPR). CPR lebih beroreintasi terhadap pembentukan citra perusahaan, sedangkan MC atau MPR lebih berorientasi kepada pemasaran atau penjualan. Artinya CPR memelihara citra publik internal dan eksternal perusahaan di luar pembeli atau pelanggan, sedangkan MC atau MPR memelihara citra publik eksternal (khususnya pembeli atau pelanggan).
Kebutuhan akan informasi menjadi salah satu latar belakang mengapa PR menjadi penting. Ketiadaan informasi yang akurat bisa menjadi sumber masalah baik bagi perorangan maupun perusahaan.
Dengan adanya perkembangan di dunia teknologi informasi tentu saja memperluas sarana untuk melakukan komunikasi. Dalam hal ini seorang PR yang handal harus tanggap untuk memanfaatkan media-media terbaru sebagai instrument aplikasi tugasnya.
Akhir-akhir ini muncul kecenderungan baru dimana media online digunakan sebagai media komunikasi, termasuk dalam Public Relations. Praktik kegiatannya biasa dikenal dengan istilah e-public relations atau cyber-public relations. Yaitu seorang PR yang menggunakan internet sebagai media publisitas. Jika media konvensional seperti TV, media cercak, radio, dll hanya dapat melakukan one to many relations. Internet dapat mengembangkan one to one communication.
Sejak tahun 1990-an, media online muncul menjadi media baru yang sangat kuat di dunia. Internet telah hampir menjadi sinonim dari sebuah konsep media baru saat ini. Perusahaan-perusahaan berlomba-lomba memajang produk dan jasanya di situs internet. Menurut Nielsen/Net Rating, pada Juni 2004 saja tercatat 21 juta orang membaca Yahoo News. Sementara itu, hanya setahun setelah peluncurannya, Google News diakses oleh 6,5 juta orang setiap bulannya. Dan inilah fakta menariknya pembaca utama Google News dan Yahoo News bukan wartawan melainkan konsumen pembaca berita.
Esensi dari Online Public Relations adalah percepatan informasi. Internet telah mengubah cara banyak perusahaan dalam menangani kontak pers dan kegiatan yang berhubungan dengan media relatios. Selain itu keuntungannya yang dapat diperoleh antara lain jangkauan secara global/dunia, banyaknya informasi yang tersedia dan aktual , mengembangkan investor relations, dapat mempertinggi kontak dengan media, akses yang mudah, biaya efisien.Dengan internet, perusahaan memiliki kemampuan berkomunikasi lebih tinggi dan memiliki nilai tambah yang membedakannya dengan perusahaan lainnya. Internet membuka pintu untuk komunikasi dua arah antara perusahaan dan publiknya.
Pembangunan branding online dilakukan melalui sarana email, presskit, website, weblog, blog, milis, newsgroup, autoresponder, ezine, e-newsletter, direct email, iklan online, online media relations, investor relations dan alat-alat komunikasi pemasaran lain di dunia online.
Rahmi Nuraini
PR IMA S.C. Undip
About Me
The Japanese call it Hanakotoba, and King Charles II brought it to Sweden from Persia in the 17th century. Read More
Popular Posts
-
Wirausaha merupakan istilah yang diterjemahkan dari kata entrepreneur . Dalam Bahasa Indonesia, pada awalnya dikenal istilah wiraswasta y...
-
Hai sobat IMA, ingin tahu lebih dalam tentang BISKRE? Mungkin sebagian dari kalian bertanya-tanya, sebenerarnya apa itu BISKRE? L...
-
PROFIL IMA S.C. Undip adalah sebuah organisasi mahasiswa yang berkonsentrasi dibidang marketing. IMA S.C. Undip merupakan suatu bentuk ed...
Facebook Page
Labels Cloud
Labels List Numbered
Join Us
About me
About Us
- IMA Sub Chapter UNDIP
- Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
- Indonesia Marketing Association Sub Chapter Undip (IMA sc UNDIP) adalah salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang berada di Universitas Diponegoro Indonesia Marketing Association tidak hanya ada di Universitas Diiponegoro saja namun di beberapa Universitas yang mana dibawah naungan IMA Indonesia. Sehingga akan menambah relasi antar Universitas. Indonesia Marketing Association Merupakan anggota dari World Marketing Association (WMA) dan The Global Compact